Wednesday, February 15, 2012

Burung Pelikan dan Tragedi

Berikut, saya cuplik cerita tentang Burung Pelikan dari Milis Tetangga, juga cerita ini saya dapatkan dari obrolan santai dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Bapak. Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf di Seputaran Dago Resort Bandung pada awal Bulan Februari 2012 ini.

Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Montereya, California hal seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahun-tahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan.

Tetapi hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup, burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah, sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati.

Para pecinta lingkungan hidup berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Berbagai cara dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah. Sampai suatu saat terpikirkan oleh mereka untuk mengimport burung-burung pelikan dari daerah lain, seperti dari Brazil dan Argentina yaitu pelikan-pelikan yang berburu ikan setiap hari.

Pelikan-pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikan-pelikan setempat. Hasilnya luar biasa. Pelikan-pelikan baru tersebut dengan segera berburu ikan dengan giatnya, perlahan-lahan pelikan-pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk ikut serta berburu ikan juga. Akhirnya pelikan-pelikan di Montereya, California tersebut hidup dengan memburu ikan lagi.

Lesson From the Story:

Les Giblin, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa manusia belajar sesuatu dari panca inderanya, yaitu: 1% dari rasa, 1½% dari sentuhan, 3½% dari penciuman, 11% dari pendengaran, dan 83% dari pengelihatan.

Sedangkan John C. Maxwel, seorang pakar kepemimpinan dalam sebuah surveinya membuktikan bahwa, “Bagaimana seorang menjadi pemimpin ?” adalah 5% akibat dari sebuah krisis, 10% adalah karunia alami, dan 85% adalah dikarenakan pengaruh dari pemimpin mereka.
Demikian halnya jika kita ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi yang bisa kita temui. Perhatikan cara mereka bekerja, cara hidup mereka, pelajari cara berpikir mereka, dan lihat bagaimana mereka mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka.

Best regards,
Dr. Budi Utomo, S.IP., M.Si.

No comments:

Post a Comment

DPRD KABUPATEN PELALAWAN
SIAK SRI INDRAPURA